Manajemen Netlabel: Perbedaan revisi
Baris 24: | Baris 24: | ||
Oleh Rizkan Al Maududy | Oleh Rizkan Al Maududy | ||
− | [[Category: | + | [[Category:Artikel]] |
Revisi terkini pada 26 Juli 2018 18.36
Sebenernya saya rada melongo bego gitu sih disuruh nulis tentang management netlabel Ha! #KetawaGayaAmpas, tapi yoweslah saya akan mengemban tugas ini sebisa dan semampu saya sampai titik darah penghabisan #LebayModeOn.
Kalau dilihat sendiri sepengetahuan dan sekelihatannya saya sih banyak cara yang ditempuh di netlabel berbagai belahan dunia dalam mengelola management dari netlabel itu sendiri. Dan kalo bisa dibilang di sini management netlabel itu gak sekadar mencakup bagaimana pendistribusian musik gratis kepada pendengar saja. Namun, gimana si netlabel tersebut dapat mendanai kebutuhannya dia sendiri sampai bisa mendanai kebutuhan dari rooster doi.
Kalo dilihat netlabel yang udah bener-bener sophisticated (Anjir bahasa lu! Pasti abis ngeles di W*llst**et #ApaCoba) saya liat sih contohnya itu si Beep Beep! Backup The Truck (http://www.beepbeep.nl/) karena di situ saya lihat netlabel asal negri kincir ini udah sampe menyediakan booking tour untuk para rosternya sendiri (Mampus gembel lu semua!). Yang pasti doi juga nyediain dari produk fisik cd, kaos, dan mungkin kloset kali (Kalo yang ini ngaco jangan dihiraukan emang matrial jual kloset nge!). Wokeh dari ocehan panjang tersebut mari kita uraikan dari paragraf ke paragraf tentang management netlabel.
Pemilihan Talenta
Wokeh mungkin poin pertama saya akan berbicara tentang submission dari musisi-musisi. Nah di sini lah perlu adanya koneksi dan komunitas. Bila anda merupakan seseorang yang peace, love, and g4ul niscahya tidak akan sesulit mencara jarum di dalam jerami untuk pencarian bakat-bakat rooster yang ada. Tetapi kalo anda seseorang yang doyannya ngerem di rumah sambil nelponin pacar terus #MaksudLoe yah ngaca diri aja karena para roster itu tidak datang dengan sendirinya ha! #KetawaGayaAmpas #Part2. Oleh karena itu dibutuhkan sedikit kelihaian dan skill untuk mengentaskan permasalahan tersebut (Bahasa lu kaya pidato mentri nge!). Dan salah satu di antaranya adalah "Going Online". Ini bukan berarti lau harus OL facebook, twitter, dan sejawatnya 24/7 kaya sevel #OpoMene, tetapi di sini anda anda sekalian itu diminta peka dan aktif mengenai situasi dari scene atau permusikan yang ada #TsahElah. Silahkan mengupdate dan mencari talenta dapat menggunakan akun-akun seperti bandcamp, blog, dan lain sebagainya. Perlu diingat sodara-sodaraku dalam aspek ini anda juga dituntut tut tut (Kereta kali tut tut) untuk memiliki taste yang baik dalam memilih musisi atau band yang ingin dirilis.
Praperilisan dan Pascaperilisan
Oke aspek kedua di sini saya akan berbicara tentang praperilisan dan pascaperilisan. Dan mungkin saya kira masing banyak orang mengira netlabel itu dibuat ngasal karena asal upload des abis gak ada jejak ato promo dan tetek bengeknya. Dan jawaban saya untuk anda "Yah gak getoh jooooga kale maseeee". Di sini si pengelola netlabel dituntut untuk dapat mempromosikan dari rilisannya secara baik dan benar (Bahasa Indonesia kale 'Baik dan Benar'). Mungkin pada masa praperilisan hal pertama yang dapat anda lakukan adalah membuat sounding yang sempurna dan menggigit #Aih #Menggigit. Taro saja misalkan netlabel anda ingin merilis sebuah musisi orkes tanjidor (INI BARU AVANTGARDE!) wokeh mungkin hal yang pertama anda lakukan adalah membuat press rilis dan sebuah promo flyer yang ditujukan kepada webzine-webzine yang dimana ditujukan agar para khalayak ramai aware akan eksistensi netlabel anda. Sebenernya dalam membuat sounding yang menggigit dan bikin 'gak kuku' sendiri tergantung bagaimana anda memutar otak anda dalam wilayah komunikasi. Jadi makin kreatif anda membuat sounding makin banyak kepala yang akan greget penasaran. Setelah poin praperilisan mari kita singgung dan elaborasi poin pasca perilisan #SokPinter #Ngehe.
Wokeh masa pasca perilisan sendiri dapat anda lakukan dengan sedikit memutar otak anda lagi lebih keras daripada marmut (Oh gitu jadi otak gw disamaain marmut OKE!). Poin ini bisa dikatakan juga sangat krusial karena apabila anda tidak dapat mempromosikan rilisan anda dengan baik yah audienspun tidak akan datang dan anda tidak eksis juga berarti anda tidak keren! (Terus gw harus nyemburin api gitu!). Jadi di sini pasca perilisan sendiri netlabel harus memutar otak seperti mengirim press rilis kepada webzine sampai membuat promo habis-habisan di akun-akun sosial (Facebook, Twitter, dan lain sepuasnya). Mungkin saya akan menyampaikan tentang efek dari sounding pascaperilisan via akun sosial. Pertama positifnya mungkin akan banyak orang tahu tentang rilisan anda. Kedua negatifnya akan banyak orang yang akan merasa terganggu dan akhirnya menandakan akun2 netlabel anda sebagai spam (Pasti pengalaman pribadi HA!). Jadi saya sarankan di sini anda untuk bersikap ekslusif tapi efektif. Jadi maksud saya di sini itu boleh anda melakukan promo gila2an (Ampe dikira jasa sedot wc saking gila2an promonya) tapi dilihat audiens yang anda todong promonya. Jangan nanti itu kejadiannya anda ngetag flyer rilisan doom metal kepada akun2 FB para ibu2 rumah tangga dan MLMers yang haus akan reward kenaikan bintang (Oh oke! Gw yakin yang ngelakuin hal seperti itu pasti lagi ngeganja pas ngerilis).
Subsidi Mandiri Netlabel
Wokeh kita sekarang mulai menginjak kepada masalah yang dibilang "DUUUUIIIIITTTTTT DUUUUIIIIIITTTTTT". Siapa bilang kalo netlabel itu gak bisa ngambil untung dan berkembang. Yah walopun secara skop lokal netlabel-netlabel kita sendiri masih rada susah bernapas tapi mohon dimaklumi di sini karena netlabel dan free culture itu kultur baru bos di scene negara tercinta! Dan saya yakin ke depannya sendiri bagaimanapun caranya free culture ini akan berdiri secara mandiri. Saya mengambil contohnya sebuah netlabel yang bisa dibilang sangat prominent asal negeri kincir angin, Belanda, bernama Beep! Beep! Back Up The Truck. Selama ini yang pernah saya lihat netlabel tersebut merupakan netlabel yang sangat mandiri dalam pengelolaan finansialnya. Bagaimana tidak coba itu netlabel itu mengelola artis dan para rosternya dari CD fisik, beragam Merchendise, sampai pai pai Booking Tournya tuh netlabel yang ngurus. Ini mah asli anjrot! Dan semoga bisa jadi pe er untuk para penggiat netlabel lokal CAYO! Wokeh kalo diliat si netlabel tersebut bisa dibilang terlalu jauh untuk skop netlabel lokal jadi mari kita berbicara tentang langkah terkecil dahulu. Sebenernya langkah pertama yang dapat dilakukan para netlabel untuk pengelolaan subsidi mandiri dari netlabel adalah DONASI. Tetapi tunggu dulu ini Indonesia bung! HA! You know lah kalo ada gretong donasi mah nomer 70 HA! Bukan maksudnya menyinggung yo tapi kita mah berbicara kenyataan aja yo bos. Jadi bisa dibilang donasi untuk skop lokal itu sangat ngat ngat tidak efektif dan walhasil kita itu harus mencari cara lain agar donasi itu dikelola secara menarik.
Oke saya akan berbicara merchandising yang dimana bisa dibilang cukup menjanjikan. Di sini anda harus benar-benar kreatif dalam mengelola merchendising. Bila misalkan t-shirt sudah terlalu membosankan untuk dibuat jadi merchendise maka buatlah yang lebih ngejreng dan fresh seperti merchendise dalam bentuk tutup kloset bersignaturkan netlabel anda (JENIUS LO KAN ASLI JENIUS! Jadi tiap boker doang orang inget netlabel lu JENIUS!). Mungkin di hareee geneeeeeee alternatif selain merchendising adalah pembuatan sebuah distro online yang dimana sebuah cara yang simpel dengan menjual cd-cd dagangan atau berharga anda dan keuntungannya disikan untuk netlabel anda. Perlu ditekankan di sini haruslah muncul naluri dagang anda (Nah kalo orang padang buat netlabel gw yakin bakal profit terus HA! #PissBro). BAHKAN bila anda harus menjual diri untuk netlabel anda kenapa tidak! (Lo aja bangsat! NAJIS CUIH!).
Wokeh mungkin cuma tiga hal tersebut yang bisa saya share mengenai pengelolaan netlabel ini. Sebenernya gak ada juga kitab yang sahih dalam management netlabel itu sendiri. Tapi hal ini sebenernya menguji anda tentang sejauh mana anda dapat berimprovisasi menghadapi masalah yang ada dalam netlabel. Okeh karena makin serius kaya dokter Hembing dan gak asik obrolannya maka saya sudahi essay cvblvk ini dengan mengucap hamdallah "ALHAMDULILLAH!".
Oleh Rizkan Al Maududy