Andreas Siagian: Perbedaan revisi

Dari Indonesia Netaudio Forum
Loncat ke navigasiLoncat ke pencarian
 
Baris 1: Baris 1:
[[Berkas:Andreas Siagian - profil pic, 2018.jpg|right|300px]]
+
[[Berkas:Andreas Siagian - profil pic, 2018.jpg|right|400px]]
  
 
==== Biografi ====
 
==== Biografi ====

Revisi terkini pada 8 Agustus 2018 22.28

Andreas Siagian - profil pic, 2018.jpg

Biografi

Andreas Siagian adalah seorang seniman lintas disiplin dengan latar belakang pendidikan formal sebagai insinyur sipil lulusan Atma Jaya Yogyakarta. Awal ketertarikannya pada praktik interdisiplin bermula ketika dia masih kuliah, dimana dia mempelajari bahasa pemrograman dan membuat sebuah piranti lunak yang berguna dalam perhitungan dan perencanaan desain geometrik jalan raya. Praktiknya berkembang seiring waktu mulai dari pemrograman kreatif dalam citra dan bunyi, elektronik berbasis swakriya, pembuatan patung bunyi dan instalasi hingga instrumen bunyi. Aktivitasnya berfokus pada komunitas kreatif, pendidikan alternatif, kebudayaan swakriya/komunal dan kolaborasi interdisipliner. Sejak tahun 2004, dia bekerja dengan inisiatif-inisiatif berbasis komunitas dan menciptakan berbagai macam instalasi, lokakarya serta menyelenggarakan acara maupun festival di Indonesia. Kegiatan kolaboratif dengan komunitas kreatif lokal melibatkan dirinya sebagai salah satu pendiri dari beberapa inisiatif seperti breakcore_LABS; sebuah platform untuk pertunjukan audiovisual eksperimental, urbancult.net; situs online untuk dokumentasi visual dan pemetaan seni jalanan di Indonesia; lifepatch – inisiatif warga dalam seni, sains dan teknologi. Bersama jaringan Hackteria, dia merupakan co-director HackteriaLab 2014 – Yogyakarta.

Biografi dalam Bahasa Inggris

Andreas Siagian is an artist/engineer with a background of formal education as a civil engineer graduated from Atma Jaya Yogyakarta. His initial interest in interdisciplinary practice began when he was in college, where he studied programming languages to create a software for highway geometric design calculation and planning. His practice evolve over time ranging from creative programming in audiovisual, DIY electronics, sound sculpture, installations and instrument builders. His activity focuses on the creative community, alternative education, DIY/DIWO culture and interdisciplinary collaboration. Since 2004, he worked with community-based initiatives and create a wide variety of installations, workshops and organizing events and festivals in Indonesia. His collaborative activities with local creative community involves him as co-founders of several initiatives such as breakcore_LABS; a platform for experimental audiovisual performances, urbancult.net; online site for visual documentation and mapping of street art in Indonesia; lifepatch – citizen initiative in the arts, science and technology. Together with Hackteria network, he was the co-director HackteriaLab 2014 – Yogyakarta.

Pranala Luar